Hubungan Lama Menjalani Terapi Hemodialisis Dengan Kepatuhan Asupan Cairan Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik Di Rsu Cut Meutia Aceh Utara
Keywords:
Kepatuham, Hemodialisis, Asupan Cairan, Gagal Ginjal KronisAbstract
Prevalensi gagal ginjal kronik di Indonesia mengalami peningkatan setiap tahunnya dimana pada tahun 2018 mencapai 3,8% dibandingkan tahun 2013 yang hanya 2,0%. Hemodialisis adalah salah satu metode terapi dari penyakit ginjal kronis atau biasa disebut cuci darah. Kepatuhan asupan cairan merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan tingkat kesehatan dan kesejahteraan pasien dengan hemodialisis kronis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara lama menjalani terapi hemodialisis dengan kepatuhan asupan cairan pada pasien gagal ginjal kronik di RSU Cut Meutia Aceh Utara. Desain penelitian ini menggunakan analytic dengan metode cross sectional. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 6 September sampai 21
September 2023. Populasi sebanyak 127 pasien, dengan menggunakan metode purposive sampling didapatkan jumlah sampel 96 responden. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara menggunakan kuesioner. Analisa data dilakukan secara univariat dan bivariat menggunakan uji chi square. Hasil uji validitas terhadap 15 responden, didapat nilai r hitung lebih besar dari r tabel (0,514). Hasil penelitian menunjukkan mayoritas menjalani terapi hemodialisis selama <1 tahun sebanyak 50 responden (52,1%). Mayoritas tidak patuh dalam membatasi asupan cairan sebanyak 51 responden (53,1%). Hasil analisa uji chi square menunjukkan bahwa ada hubungan lama menjalani terapi hemodialisis dengan kepatuhan asupan cairan pada pasien gagal ginjal kronik dengan p-value = 0,001 (α<0,05). Diharapkan bagi pasien untuk meningkatkan kesadarannya yaitu dengan mematuhi anjuran dari petugas kesehatan dengan cara memperhatikan asupan cairan, pengeluaran cairan, membatasi makanan berkuah, buah-buahan dengan kadar air tinggi sehingga dapat mempertahankan asupan cairan dalam tubuh agar tetap seimbang.