Hubungan Keterbukaan Diri (Self-Disclosure) Dengan Interaksi Sosial Pada Remaja
Keywords:
Keterbukaan Diri (self-disclosure), Interaksi Sosial, RemajaAbstract
Keterbukaan diri yang berlebihan pada remaja akan mempengaruhi perilaku para remajanya terutama interaksinya dengan lingkungan sekitar. Jika interaksi sosial mereka buruk, maka akan menghambat tugas-tugas perkembangan mereka. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan keterbukaan diri (self-disclosure) dengan interaksi sosial pada remaja Desain penelitian ini bersifat analitik dengan pendekatan secara cross sectional. Penelitian ini telah dilakukan pada tanggal 29 Agustus sampai dengan 03 September 2022. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh remaja dengan umur 15-18 tahun sebanyak 46 remaja. Sampel dalam penelitian ini adalah 46 remaja dengan menggunakan teknik total populasi. Pengumpulan data dengan menyebarkan kuesioner. Metode pengolahan data dengan langkah editing, coding, transfering dan tabulating. Berdasarkan hasil analisis univariat keterbukaan diri (self-disclosure) pada remaja berada pada kategori baik sebanyak 25 responden (54.3%) dan interaksi sosial pada remaja berada pada kategori baik yaitu sebanyak 29 responden (63.0%). Hasil analisis bivariat didapatkan p value= 0.004 < α= 0.05, jadi dapat disimpulkan bahwa ada hubungan keterbukaan diri (self-disclosure) dengan interaksi sosial pada remaja. Diharapkan kepada remaja dengan tingkat interaksi sosial kurang baik untuk aktif mengikuti berbagai kegiatan-kegiatan yang diadakan di sekolah maupun diluar sekolah terutama pelatihan self interpersonality agar dapat membantu mengasah kepercayaan diri remaja untuk lebih baik dalam berinteraksi sosial dengan sesama remaja.